Senin, 07 Januari 2013

Hikmah


sms hikmah 3
MQ : Nabi Saw bersabda : “Apabila anak cucu Adam wafat maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara : Shodaqoh jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Anak sholih yang mendo’akan orang tuanya,” (HR Muslim). Wahai Abu Dzar kamu pergi megajarkan ayat dari kitabullah telah baik bagimu dariupada sholat (sunah) 100 rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik di laksanakan atau tidak itu lebih baik daripada sholat sunah 1000 rakaat (HR Ibnu Majah). Apabila kamu melewati taman-taman surge, minumlah hingga puas. Parashahabat bertanya : Apa taman-taman surga itu ya Rasulullah Saw? Rasulullah Saw menjawab ; Majelis-majelis ta’lim (HR Thabrani)

MQ : Mengenal Rasulullah Saw :
·         “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada diri Rasulullah Saw, bagi orang – orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah “ (Qs 33:21)
·         “Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti agung (Qs. 68:4)
·         Akhlak nabi Muhammad Saw Adalah Al Qur’an (HR Muslim)
·         Rasulullah saw bersabda; “Orang yang palin akau cintai adalah orang yang terbaik akhlaknya (HR Bukhari)
·         Do’a Nabi Saw : Ya Allah, sebagaiman Engkau membaguskan bentuk rupaku, maka baguskanlah akhlakku (HR Ahmad)

MQ : Sifat Tawadhu’ (Rendah Hati) Rasulullah Saw :
·         Nabi Saw bersabda ; Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana kaum nasrani menyanjung Isa putra Maryam, sesunggunya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah Hamba Allah dan Rasul-Nya. (Hr Bukhari)
·         Allah mewahyukan kepadaku; Rendahkanlah dirimu supaya tidak ada orang yang membanggakan diri kepada orang lain dan tidak ada orang dzalim kepada orang lain. (HR Muslim)
·         Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari akhlak dan amal – amal tercela dan dari hawa nafsu serta dari beberapa penyakit (HR Tirmidzi)

Penyejuk Hati :
Assalamu’alaikum …  Wahai Shahabatku sekedar mengingatkan bahwa Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dan pasti ada hikmah didalamnya.
·         Dalam jabatan teruji amanah
·         Dalam kecukupan teruju rasa syukur
·         Dalam penderitaan teruji kesebaran
·         Dalam perjuangan teruji niat dan tujuan
·         Dalam ukhuwah teruji ketulusan
·         Dalam ibadah teruji keikhlasan
·         Dalam tawakal teruji keimanan
Hidup ini terasa amat indah jika sadari semua karena dan tertuju hanya kepada Allah SWT

MQ : Sifat Penyabar Rasulullah Saw
·         “ … Jadikanlah sabar dan shollat sebagai penolongmu …… “ (Qs Al Bawqarah :
·         Nabi Saw bersabda sabar itu adalah ccahaya (HR Muslim)
·         Bukanlah orang yang perkasaa itu orang yang pandai bergulat, tetapi orang yang perekasa itu adalah orang yang pandai mengendalikan nafssunya ketika marah ( Hr Muttafaq alaih )
·         Jangan mudah marah ( HR Bukhori )
Ya Allah Ya Tuhan kami limpahkanlah kepada kami kesabaran dan wafatkanlah kami dalam keadaan
berserah diri ( Qs Al A’raf :126 )

sumber; sms hikmah Dr.Tono

Hikmah


sms hikmah (2)
MQ : Keutamaan Ilmu, Allah SWT berfirman : Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat … (Qs. 58:11). “Katakanlah adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang – orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang – orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran (Qs.39:9). “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba – hamba-Nya hanyalah ulama, (Qs. 35-28). Mari makin semangat menuntut ilmu di Universutas kehidupan untuk keselamatan dunia dan akhirat.
MQ : Keutamaan ilmu 2, Allah berfirman : “Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan (Ilmu) tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban (Qs. Al Isra’ : 36). Semakin jelas segala sesuatu harus ada ilmunya, apalagi dalam urusan ibadah bila tidak memakai ilmu sesuai tuntunan Rasulullah Saw, maka bukannya pahala yang di dapat melainkan dosa, na’udzubillahi min dzalik. “Rabbi Zidni Ilma “ (Wahai Tuhanku tambahkanlah ilmu untuk diriku) (Qs. Thaha : 114). Makin semangatkan?
Ustad Adam : Ingin panen pahala dan harta? Maka mari kita buka 10 pintu rezeki (Maafatihul Rizqi); Pertama : Memperbanyak istighfar (Qs Nuh 10-12). Al Qurtubi berkata; dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana diturunkannya rezeki. Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah akan menggantikan setiap kesempitan menjadi jalan keluar. Dan setiap kesedihan menjadi kelapangan dan Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak diduga (Hr Abu Dawud)

MQ : Keutamaan Ilmu3 :
·         Menuntut ilmu (agama) adalah wajib bagi setiap muslim (HR Ibnu Majah)
·         Barangsiapa berjalan dalam rangkan menuntut ilmu (agama) maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga (HR Muslim)
·         Tuntutlah ilmu karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla dan mengajarkannya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat (HR Ar Rabi), terus tholabil ilmi meski lewat sms.

Intermezzo :seorang meneteri kesehatan berkunjung ke RSJ dan seorang pasien tiba – tiba bertanya :
Pasien : Hai Pak menteri kapan orang tidur bias menikmati tidurnya ?
Menteri : Ketika ia bangun tidur
Pasien : Bagaiman bias menikmati tidur sesudah bangun ?
Menteri : Ya Kelezatan tidur ada pada sebelum tidur
Pasien : Bagaimana bias menikmati kelezatan tidur padahal belum tidur, yang benar saja ?
Menteri : Iya ya … berarti kelezatan dan kenikmatan tidur ada pada saat ia tidur
Pasien : Salah!! Bagaimana mungkin orang tidur …. Tidak sadar ….. bias menikmati sesuatu ….
Bapak menteri bingung dan pergi seraya bersumpah tidak akan lagi berdebat dengan ORANG GILA

(sumber:sms ustadz dr.Tono, ustadz HW Adam)

Figur3


Syaikh Abdul Qadir Al Jailany (Pembela Syari’at dan Penghidup Agama)

Nama dan Nasabnya :
Beliau Rahimahullah adalah Al Imam Syaikhul Islam Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa jinky Dust bin Abi Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al Jaun bin Abdullah bin Hasan Al Mutsana bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al Jailany.

Kelahirannya :
Beliau dilahirkan pada tahun 471 H di jailan sebuah negeri di belakang Thabaristan.

Sifat – sifatnya :
Beliau adalah seorang yang dikenal dengan sifat-sifatnya yang agung, dermawan, tawadhu’, berwibawa, terkenal dengan kezuhudannya, selalu berbicara kepada manusia dengan lisan nasihat, dan dikenal selalu mengamalkan apa yang di dakwahkan kepada manusia.

Guru – gurunya :
Ketika beusia 18 tahun Syaikh Abdul Qadir melakukan rihlah untuk menuntut ilmu dari tempat kelahirannya, Jailan ke Baghdad dan mengambil ilmu dari para ulama disana sehingga beliau menjadi seorang ulama yang alam di berbagai macam bidang. Gurunya dalam bidang hadits adalah Abu Mauhammad Ja’far bin Ahmad Al Baghdadi As Siraj, Abul Qasim Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Bayan Al Baghdadi, dan Abu Abdullah Yahya bin HAsan bin Ahmad Al Baghdadi Al Hanbali.
Sedangkan guru-gurunya dalam bidang fikih dan ushulnya adalah Abul Khattab Mahfudz bin Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al Khuludzany Al Baghdadi Al Hanbaly, Abu Sa’id Mubarak bin Ali Al Makhramy Al Hanbaly dan Abu Wafa’ Ali bin Aqil bin Abdullah Al Baghdady Al Hanbaly Al Mutakallim. Dan gurunya dalam bidang tashawuf adalah Hammad bin Muslim Ad Dabbas Az Zahid.

Murid – muridnya :
Al Qadhi Abul Mahasin Umar bin Ali bin Qadir Al Qurasy Al Hafidz, Abu Muhammad Abdul Ghany bin Abdul Wahid Al Maqdisy Al Hafidz, Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al Maqdisy penulis kitab Al Mughni, kedua anaknya Abdur Razzaq bin Abdul Qadir Al JAilani Al Muhaddits Az Zahid dan Abdul Wahab bin Abdul Qadir Al Jailani Al Faqih Al Wa’izh dan yang lainnya.

Pujian Para Ulama Kepadanya :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany tergolong masyayikh yang paling gigih di zamannya didalam memegang perintah untuk berpegang teguh kepada syari’at, perintah dan larangan dan mendahulukannya atas perasaan dan qadar dan beliau tergolong masyasyikh yang gigih untuk meninggalkan hawa nafsu dan iradah pribadinya.
Ibnu Qudamah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany termasuk penghulu disana alam bidang ilmu, amalan, keadaan dan fatwanya. Dia mencukupi para penuntut ilmu dari mencari kepada selainnya karena banyak ilmunya, kesabarannya menghadapi murid-muridnya dan kelapangan dadanya dan Allah kumpulkan padanya sifat-sifat  yang agung dan keadaan-keadaan mulia, dan tidaklah aku melihat orang seperti dia sepeninggalannya”.
Ibnu Jauzi berkata: “Dia berbicara kepada manusia dengan lisan nasihat, terkenal dengan kezuhudannya, memiliki sifat-sifat yang agung dan berwibawa, bisa mengadakan majelis di tembok Baghdad bersandar ke ribath dan banyak manusia yang bertaubat di majelisnya”.

Diantara Perkataannya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany berkata; “Wajib atas kalian ittiba’ dan tidak membuat bid’ah, wajib atas kalia berpegang teguh pada madzhab salafush shalih, berjalan di jalan yang lurus”. Beliau berkata; “Tidak ada keberuntungan sampai engkau mengikuti Kitab dab Sunnah”. Beliau berkata; “ Seorang shufi adalah serang yang bersih hati dan zhahirnya dengan mengikuti Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”.
Beliau berkata; “ Ketahuilah bahwa ahli bid’ah punya tanda-tanda yang mereka bisa di kenal dengannya, maka tanda- tanda ahli bid’ah adalah mencela ahli atsar, tanda Zanadiqah adalah mereka menamakan ahli atsar dengan Hasyawiyah, tanda Qadariyyah adalah mereka menamai ahli atsar dengan Mujabbirah, tanda Jahmiyah adalah mereka menamakan ahli sunnah dengan Musyabbihah dan tanda Rafidhah adalah mereka menamai ahli atsar dengan Nashibah. Semua itu adalah Asshabiyyah (fanatisme) dan kebencian mereka kepada Ahli sunnah tidak punya nama kecuali nama yang satu yaitu ashabul hadits. Tidak melekat pada mereka julukan-julukan ahli bid’ah, sebagaiman tidak melekat julukan kepada Nabi Saw julukan-julukan orang kafir Makkah kepadanya seperti tukang sihir, orang gila, orang terfitnah dan dukun. Tidaklah namanya disisi Allah, para malaikatnya, manusia dan jin dan semua makhluk-Nya kecuali Rasul dan Nabi”.

Diantara Keadaannya :
Muhammad bin Yusuf Al Isybili berkata ; “Syaik Abdul Qadir adalah seorang yang dikabulkan do’anya, sering meneteskan air mata, selalu berdzikir, banyak tafakur, berhati lembut, selalu ramah, berjiwa mulia, dermawan, berilmu luas dan berakhlaq mulia dengan keteguhan dalam ibadah dan ijtihad”.

Wafatnya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany wafat di Baghdad pada malam sabtu 8 Rabi’ul Akhir 561 H. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan Jannah-Nya.

Rujukan; Abu Aisyah - Majalah Al Furqon Edisi 3 Tahun IV

Kamis, 03 Januari 2013

Figur3


Al Imam Ahmad bin Hanbal ( Penegak Sunah di Hari Mihnah )

Nama dan Nasabnya
Beliau adalah al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin T’salabah bin Ukanah bin Sho’b bin Ali bin Bakr bin Wail bin Qasith bin Hanab bin Aqsha bin Da’mi bin Jadilah bin Asad bin Rabi’ah bin Nizar bin Ma’d bin Adnan bin Ud bin Udad bin Humaisi’ bin Haml bin Nabt bin Qaidar bin Isma’il bin Ibrahim Al Khalil.
Kelahirannya
Beliau dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awal tahun 164 H di Baghdad

Sifat – sifatnya
Beliau seorang yang berwajah tampan, berperawakan tinggi  kurus dan berkulit kecoklatan. Dikenal dengan kezuhudannya, kekuatan hafalannya, kehalusan adabnya dan selalu menjaga kebersihan tubuh dan pakaiannya.

Guru – gurunya :
Ketika Al Imam Ahmad bin Hanbal berusia 3 tahun ayahandanya meninggal dunia. Semasa kecil beliau sering beliau sering menghadiri majelis Al Qadhi Abu Yusuf, kemudian beliau tinggalkan dan menuju ke majelis hadits. Awal sama’ (mendengar) beliau dalam hadits dari guru – gurunya pada tahun 179 H ketika beliau berusia 15 tahun. Diantara guru – gurunya adalah : Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I, Ibrahim bin Sa’ad, Husyaim bin Basyir, Abbad bin Abbad al Muhallabi,  Mu’tamin bin Sulaiman at Taimi, Sufyan bin Uyainah al Hilali, Ayub bin Najar, Yahya bin Abi Zaid, Ali bin HAsyim bin BArid, Qaran bin Tamar, Abdur Razzaq dan masih banyak lagi.

Murid – muridnya :
Diantara murid – muridnya adalah kedua putranya yaitu Abdullah dan Shalih, anak pamannya yaitu Hanbal, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ali bin Al Madini, Abdul Razzaq, Ibnu Ma’in, Duhaim, Ahmad bin Shalih al Mishri, Muhammad bin Yahya al Dzuhli, Abu Zur’ah, Abu Hatim, Baqi bin Makhlad, Abu Bakar al Astram, Abu Bakar al Marudzi, Abul Qasim al Baghawi dan masih banyak lagi.

Pujian Para Ulama Kepadanya :
Ismail bin Khalil berkata; “seandainya Ahmad di Bani Israil maka sungguh dia adalah seorang nabi”. Abu Zur’ah berkata; “ Ahmad bin Hanbal hafal 1 juta hadits”. Ahmad bin Said Ar RAzi berkata; “Aku tidak pernah melihat seorang yanghafal hadits Rasulullah saw dan lebih faham fikih dan maknannya daripada Ahmad bin Hanbal”. Abdur Razzaq berkata; “Aku tidak pernah melighat seseorang yang lebih faqih dan wara’ dibanding Ahmad bin Hanbal”.
Qutaibah bin Sa’id berkata; “Jika engkau melihat seseorang mencintai Ahmad bin Hanbal maka ketahuilah bahwa dia adalah Ahli Sunah”. Asy Syafi’I berkata; “Aku keluar dari Baghdad maka tidaklah aku tinggalkan disana orang yang lebih afdhol, lebih alim, lebih faqih, dan lebih bertaqwa melebihi Ahmad bin Hanbal’. Ali bin Madini berkata; “Allah menjaga kehormatan agama ini dengan Abu Bakar Ash Shidiq di hari Riddah (pemurtadan) dan dengan Ahmad bin Hambal di hari Mihnah (fitnah pemakhlukkan al Qur’an).
Abu Hamman As Sakuni berkata; “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti Ahmad bin Hanbal dan dia belum pernah melihat orang yang seperti dirinya”. Isa bin Muhammad Ar Ramli berkata; “Semoga Allah merahmatinya, alangkah sabarnya dia diatas dunia, alangkah miripnya dia dengan para pendahulu, alangkah pantas dia digolongkan pada orang – orang yang shalih, ditawarkan dunia padanya maka ia enggan, dipaparkan bid’ah padanya maka dia hilangkan”. Abu Dawud berkata; “Majelis – majelis Ahmad adalah majelis – majelis akhirat, tidak pernah disebutkan didalamnya perkara dunia”.

Diantara Perkataan dan Keadaanya :
Al Imam Ahmad berkata; “Iman adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang, semua kebaikan adalah bagian dari keimanan, dan kemaksiatan – kemaksiatan akan mengurangi keimanan”. “Barangsiapa yang mengatakan Al Qur’an adalah makhluk maka ia telah kafir”. “Barangsiapa yang mengatakan lafadzku terhadap Al Qur’an adalah makhluk maka dia adalah Jahmy, dan barangsiapa mengatakan lafadzku terhadap Al Qur’an adalah bukan makhluk maka ia adalah Mubtadi”.
Abdullah bin Ahmad berkata; “Aku bertanya kepada bapakku; “Siapakah Rafidhy?” beliau menjawab; “orang yang mencaci salah seorang dari sahabat Rasulullah Saw atau membicarakan kejelekan mereka, aku tidak melihat orang ini beragama islam”. Dikatakan kepada beliau; “Apa yang engkau katakana tentang Ali dan Muawiyah?” beliau berkata; “Aku tidak mengatakan tentang mereka kecuali kebaikan”. Beliau berkata; “Aku tidak pernah bicara kecuali dari Kitab atau Sunah atau perkataan Sahabat dan Tabi’in”.
Perkataan belia; “Janganlah kalian bermajelis dengan para ahli kalam (filsafat) walaupun mereka membela sunnah”. Al Marudzi berkata; “Ahmad bin Hanbal memuliakan orang – orang faqir dalam majelisnya dan kurang memperhatikan ahli dunia, beliau seorang yanh lembut, tidak tergesa-gesa, begitu tawadhuk, selalu tenang dan berwibawa, jika duduk di majelisnya ba’da ashar untuk fatwa beliau tidak berbicara sebelum ditanya.

Cobaannya :
Tidak henti-hentinya kaum muslimin mengikuti manhaj salaf, meyakini bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah, wahyu-Nya, turun dari-Nya dan bukan makhluk. Hingga muncullah kelompok Jahmiyah dan Mu’tazilah, mereka mengatakan bahwa Al Qur’an adalah makhluk, mereka sebaarkan pemahaman mereka secara sembunyi – sembunyi pada kekhalifahan Harun Ar Rasyid. Dari Muhammad bin Nuh bahwasanya Harun Ar Rasyid berkata; “Sampai berita kepadaku bahwa Bisyr bin Ghiyats mengatakan bahwa Al Qur’an adalah makhluk, demi Allah jika aku dapati dia akan kubunuh dia”.
Al Makmun memaksa kaum muslimin untuk mengikuti pemikiran I’tizalnya dengan ancaman pedang dan penjara. Banyak diantara ulama’ yang dibunuh dan di penjara. Diantara ulama yang dipenjara karena tidak menyetujui pemikirannya adalah Al Imam Ahmad bin Hanbal. Al Imam Ahmad bin Hanbal mengalami cobaan berat pada pemerintahan Al Makmun kemudian Al Mu’tashim dan kemudian Al Watsiq berupa penahanan yang lama, pukulan, cambuk dan ancaman pembunuhan. Beliau menerima ujian itu dengan sabar dan tetap teguh memegang agama yang lurus dan mengharap pahala dari Allah.
Beliau dipenjara selama 28 bulan, ketika dalam penjara beliau mengimami para penghuni penjara sholat dalam kondisi di borgol kakinya. Di penjara beliau mendengar kematian Al Makmun pada tahun 218 H. kemudian beliau dibawa ke Al Mu’tashim pengganti Al Makmun dan dicambuk di hadapan Al Mu’tashim hingga darah mengalir dari tubuhnya. Sesudah itu Al Mu’tashim menyesal dan mengembalikan Imam Ahmad kembali ke kediamannya.
Kemudian meninggallah Al Mu’tashim dan diganti oleh Al Watsiq, dia melanjutkan pendahulunya dalam pemikiran Mu’tazilah. Al Watsiq menulis surat kepada Imam Ahmad bin Hanbal; “Jangan engkau tinggal bersamaku di satu negeri, pergilah engkau kemana engkau mau”. Maka bersembunyilah Imam Ahmad selama hidup Al Watsiq hingga Al Watsiq meniggal. Kemudian datanglah Ja’far Al Mutawakkil menggantikan Al Watsiq, pada zamannya Allah menangkan sunnah dan terangkatlah cobaan. Al Mutawakkil memuliakan Al Imam Ahmad bin Hanbal dan mengagungkannya. Suatu ketika Al Mutawakkil mengirimkan pemberian kepada beliau yang banyak namun beliau menolaknya.

Wafatnya;
Al Imam Ahmad bin Hanbal wafat di Baghdad hari Jum’at 12 Rabi’ul Awal tahun 241 H dalam usia 77 tahun. Semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan surge-Nya.

Rujukan; Abu Aisyah - Majalah Al Furqon Edisi 2 Tahun IV