Senin, 07 Januari 2013

Figur3


Syaikh Abdul Qadir Al Jailany (Pembela Syari’at dan Penghidup Agama)

Nama dan Nasabnya :
Beliau Rahimahullah adalah Al Imam Syaikhul Islam Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa jinky Dust bin Abi Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al Jaun bin Abdullah bin Hasan Al Mutsana bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al Jailany.

Kelahirannya :
Beliau dilahirkan pada tahun 471 H di jailan sebuah negeri di belakang Thabaristan.

Sifat – sifatnya :
Beliau adalah seorang yang dikenal dengan sifat-sifatnya yang agung, dermawan, tawadhu’, berwibawa, terkenal dengan kezuhudannya, selalu berbicara kepada manusia dengan lisan nasihat, dan dikenal selalu mengamalkan apa yang di dakwahkan kepada manusia.

Guru – gurunya :
Ketika beusia 18 tahun Syaikh Abdul Qadir melakukan rihlah untuk menuntut ilmu dari tempat kelahirannya, Jailan ke Baghdad dan mengambil ilmu dari para ulama disana sehingga beliau menjadi seorang ulama yang alam di berbagai macam bidang. Gurunya dalam bidang hadits adalah Abu Mauhammad Ja’far bin Ahmad Al Baghdadi As Siraj, Abul Qasim Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Bayan Al Baghdadi, dan Abu Abdullah Yahya bin HAsan bin Ahmad Al Baghdadi Al Hanbali.
Sedangkan guru-gurunya dalam bidang fikih dan ushulnya adalah Abul Khattab Mahfudz bin Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al Khuludzany Al Baghdadi Al Hanbaly, Abu Sa’id Mubarak bin Ali Al Makhramy Al Hanbaly dan Abu Wafa’ Ali bin Aqil bin Abdullah Al Baghdady Al Hanbaly Al Mutakallim. Dan gurunya dalam bidang tashawuf adalah Hammad bin Muslim Ad Dabbas Az Zahid.

Murid – muridnya :
Al Qadhi Abul Mahasin Umar bin Ali bin Qadir Al Qurasy Al Hafidz, Abu Muhammad Abdul Ghany bin Abdul Wahid Al Maqdisy Al Hafidz, Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al Maqdisy penulis kitab Al Mughni, kedua anaknya Abdur Razzaq bin Abdul Qadir Al JAilani Al Muhaddits Az Zahid dan Abdul Wahab bin Abdul Qadir Al Jailani Al Faqih Al Wa’izh dan yang lainnya.

Pujian Para Ulama Kepadanya :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany tergolong masyayikh yang paling gigih di zamannya didalam memegang perintah untuk berpegang teguh kepada syari’at, perintah dan larangan dan mendahulukannya atas perasaan dan qadar dan beliau tergolong masyasyikh yang gigih untuk meninggalkan hawa nafsu dan iradah pribadinya.
Ibnu Qudamah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany termasuk penghulu disana alam bidang ilmu, amalan, keadaan dan fatwanya. Dia mencukupi para penuntut ilmu dari mencari kepada selainnya karena banyak ilmunya, kesabarannya menghadapi murid-muridnya dan kelapangan dadanya dan Allah kumpulkan padanya sifat-sifat  yang agung dan keadaan-keadaan mulia, dan tidaklah aku melihat orang seperti dia sepeninggalannya”.
Ibnu Jauzi berkata: “Dia berbicara kepada manusia dengan lisan nasihat, terkenal dengan kezuhudannya, memiliki sifat-sifat yang agung dan berwibawa, bisa mengadakan majelis di tembok Baghdad bersandar ke ribath dan banyak manusia yang bertaubat di majelisnya”.

Diantara Perkataannya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany berkata; “Wajib atas kalian ittiba’ dan tidak membuat bid’ah, wajib atas kalia berpegang teguh pada madzhab salafush shalih, berjalan di jalan yang lurus”. Beliau berkata; “Tidak ada keberuntungan sampai engkau mengikuti Kitab dab Sunnah”. Beliau berkata; “ Seorang shufi adalah serang yang bersih hati dan zhahirnya dengan mengikuti Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”.
Beliau berkata; “ Ketahuilah bahwa ahli bid’ah punya tanda-tanda yang mereka bisa di kenal dengannya, maka tanda- tanda ahli bid’ah adalah mencela ahli atsar, tanda Zanadiqah adalah mereka menamakan ahli atsar dengan Hasyawiyah, tanda Qadariyyah adalah mereka menamai ahli atsar dengan Mujabbirah, tanda Jahmiyah adalah mereka menamakan ahli sunnah dengan Musyabbihah dan tanda Rafidhah adalah mereka menamai ahli atsar dengan Nashibah. Semua itu adalah Asshabiyyah (fanatisme) dan kebencian mereka kepada Ahli sunnah tidak punya nama kecuali nama yang satu yaitu ashabul hadits. Tidak melekat pada mereka julukan-julukan ahli bid’ah, sebagaiman tidak melekat julukan kepada Nabi Saw julukan-julukan orang kafir Makkah kepadanya seperti tukang sihir, orang gila, orang terfitnah dan dukun. Tidaklah namanya disisi Allah, para malaikatnya, manusia dan jin dan semua makhluk-Nya kecuali Rasul dan Nabi”.

Diantara Keadaannya :
Muhammad bin Yusuf Al Isybili berkata ; “Syaik Abdul Qadir adalah seorang yang dikabulkan do’anya, sering meneteskan air mata, selalu berdzikir, banyak tafakur, berhati lembut, selalu ramah, berjiwa mulia, dermawan, berilmu luas dan berakhlaq mulia dengan keteguhan dalam ibadah dan ijtihad”.

Wafatnya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany wafat di Baghdad pada malam sabtu 8 Rabi’ul Akhir 561 H. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan Jannah-Nya.

Rujukan; Abu Aisyah - Majalah Al Furqon Edisi 3 Tahun IV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar