Syaikh Abdul Qadir Al Jailany (Pembela Syari’at dan Penghidup
Agama)
Nama dan Nasabnya :
Beliau Rahimahullah adalah Al Imam Syaikhul Islam Abu Muhammad Abdul
Qadir bin Abi Shalih Musa jinky Dust bin Abi Abdillah bin Yahya Az Zahid bin
Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al Jaun bin Abdullah bin
Hasan Al Mutsana bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al Jailany.
Kelahirannya :
Beliau dilahirkan pada tahun 471 H di jailan sebuah negeri di belakang
Thabaristan.
Sifat – sifatnya :
Beliau adalah seorang yang dikenal dengan sifat-sifatnya yang agung,
dermawan, tawadhu’, berwibawa, terkenal dengan kezuhudannya, selalu berbicara
kepada manusia dengan lisan nasihat, dan dikenal selalu mengamalkan apa yang di
dakwahkan kepada manusia.
Guru – gurunya :
Ketika beusia 18 tahun Syaikh Abdul Qadir melakukan rihlah untuk
menuntut ilmu dari tempat kelahirannya, Jailan ke Baghdad dan mengambil ilmu
dari para ulama disana sehingga beliau menjadi seorang ulama yang alam di
berbagai macam bidang. Gurunya dalam bidang hadits adalah Abu Mauhammad Ja’far
bin Ahmad Al Baghdadi As Siraj, Abul Qasim Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Bayan
Al Baghdadi, dan Abu Abdullah Yahya bin HAsan bin Ahmad Al Baghdadi Al Hanbali.
Sedangkan guru-gurunya dalam bidang fikih dan ushulnya adalah Abul
Khattab Mahfudz bin Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al Khuludzany Al Baghdadi Al
Hanbaly, Abu Sa’id Mubarak bin Ali Al Makhramy Al Hanbaly dan Abu Wafa’ Ali bin
Aqil bin Abdullah Al Baghdady Al Hanbaly Al Mutakallim. Dan gurunya dalam
bidang tashawuf adalah Hammad bin Muslim Ad Dabbas Az Zahid.
Murid – muridnya :
Al Qadhi Abul Mahasin Umar bin Ali bin Qadir Al Qurasy Al Hafidz, Abu
Muhammad Abdul Ghany bin Abdul Wahid Al Maqdisy Al Hafidz, Muwaffaquddin Abu
Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al Maqdisy penulis kitab
Al Mughni, kedua anaknya Abdur Razzaq bin Abdul Qadir Al JAilani Al Muhaddits
Az Zahid dan Abdul Wahab bin Abdul Qadir Al Jailani Al Faqih Al Wa’izh dan yang
lainnya.
Pujian Para Ulama Kepadanya :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany
tergolong masyayikh yang paling gigih di zamannya didalam memegang perintah
untuk berpegang teguh kepada syari’at, perintah dan larangan dan
mendahulukannya atas perasaan dan qadar dan beliau tergolong masyasyikh yang
gigih untuk meninggalkan hawa nafsu dan iradah pribadinya.
Ibnu Qudamah berkata; “Syaikh Abdul Qadir Jailany termasuk penghulu
disana alam bidang ilmu, amalan, keadaan dan fatwanya. Dia mencukupi para
penuntut ilmu dari mencari kepada selainnya karena banyak ilmunya, kesabarannya
menghadapi murid-muridnya dan kelapangan dadanya dan Allah kumpulkan padanya
sifat-sifat yang agung dan
keadaan-keadaan mulia, dan tidaklah aku melihat orang seperti dia
sepeninggalannya”.
Ibnu Jauzi berkata: “Dia berbicara kepada manusia dengan lisan
nasihat, terkenal dengan kezuhudannya, memiliki sifat-sifat yang agung dan
berwibawa, bisa mengadakan majelis di tembok Baghdad bersandar ke ribath dan
banyak manusia yang bertaubat di majelisnya”.
Diantara Perkataannya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany berkata; “Wajib atas kalian ittiba’ dan
tidak membuat bid’ah, wajib atas kalia berpegang teguh pada madzhab salafush
shalih, berjalan di jalan yang lurus”. Beliau berkata; “Tidak ada keberuntungan
sampai engkau mengikuti Kitab dab Sunnah”. Beliau berkata; “ Seorang shufi
adalah serang yang bersih hati dan zhahirnya dengan mengikuti Kitabullah dan
sunnah Rasul-Nya”.
Beliau berkata; “ Ketahuilah bahwa ahli bid’ah punya tanda-tanda yang
mereka bisa di kenal dengannya, maka tanda- tanda ahli bid’ah adalah mencela
ahli atsar, tanda Zanadiqah adalah mereka menamakan ahli atsar dengan
Hasyawiyah, tanda Qadariyyah adalah mereka menamai ahli atsar dengan
Mujabbirah, tanda Jahmiyah adalah mereka menamakan ahli sunnah dengan
Musyabbihah dan tanda Rafidhah adalah mereka menamai ahli atsar dengan
Nashibah. Semua itu adalah Asshabiyyah (fanatisme) dan kebencian mereka kepada
Ahli sunnah tidak punya nama kecuali nama yang satu yaitu ashabul hadits. Tidak
melekat pada mereka julukan-julukan ahli bid’ah, sebagaiman tidak melekat
julukan kepada Nabi Saw julukan-julukan orang kafir Makkah kepadanya seperti
tukang sihir, orang gila, orang terfitnah dan dukun. Tidaklah namanya disisi
Allah, para malaikatnya, manusia dan jin dan semua makhluk-Nya kecuali Rasul
dan Nabi”.
Diantara Keadaannya :
Muhammad bin Yusuf Al Isybili berkata ; “Syaik Abdul Qadir adalah
seorang yang dikabulkan do’anya, sering meneteskan air mata, selalu berdzikir,
banyak tafakur, berhati lembut, selalu ramah, berjiwa mulia, dermawan, berilmu
luas dan berakhlaq mulia dengan keteguhan dalam ibadah dan ijtihad”.
Wafatnya :
Syaikh Abdul Qadir Jailany wafat di Baghdad pada malam sabtu 8 Rabi’ul
Akhir 561 H. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan Jannah-Nya.
Rujukan; Abu Aisyah - Majalah Al Furqon Edisi 3 Tahun IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar