Jumat, 06 Juni 2014

Bayangan (U'Camp)

Bayangan (U’Camp)



1993, Jabrix menjejakkan kakinya di kota yang sejuk, hijau dan udaranya yang segar waktu itu. Dengan niatan menuntut ilmu di sebuah sekolah yang mempunyai masa depan cerah untuk segera mendapatkan lapangan pekerjaan. Masih terwarnai filosofi para orang tua yang menginginkan anak-anaknya mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah. Alih – alih sambil menambah ilmu, nampaknya hobby yang sudah mulai muncul sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (dengarkan musik) seolah menemukan habitatnya. Saat itu era-nya musik rock mendominasi blantika musik di negeri ini. Salah satu band yang digandrungi Jabrix saat itu adalah U’Camp.

Bila seseorang menyukai sesuatu pastilah ia akan meng-ekspresikan sesuatu yang disukai itu dimanapun atau dalam bentuk apapun. Waktu itu sebagai siswa baru mendapatkan bimbingan dari para senior agar bisa mentaati aturan – aturan yang ada di sekolah tersebut. Sebagai adik kelas (begitu istilahnya) harus hormat, sopan dan tunduk dengan apa yang diperintahkan oleh seniornya, jadi harus ekstra hati-hati kalo tidak ingin berlangganan mendapatkan hukuman. Semua siswa baru disuruh membuat hasil karya tangan untuk dinilai oleh para senior. Jabrix yang memang jiwa seninya lumayan kental terbesit untuk membuat miniature sekolah dengan papan dan kertas karton.

Dua gedung sekolah yang ada waktu itu sudah selesai dibuat miniaturnya, lengkap dengan pagar sekolah yang mengelilingi dua gedung tersebut. Di depannya juga ada papan nama sekolah yang terpampang, walaupun belum sebagus dan sedetail bikinan para insinyur, bisa dikatakan lumayanlah hasil miniature sekolah yang dibuat Jabrix. Masalah muncul ketika segores nilai seni tidak pas pada tempatnya. Miniature sekolah yang sudah ada, disalah satu gedungnya tertulis “U’Camp” salah satu band favorit Jabrix waktu  itu. Para senior yang menemukan temuan itu langsung memutuskan bahwa itu adalah sebuah kesalahan yang wajib atasnya hukuman. Jadi senior memang posisi yang menyenangkan, mereka bisa mencari-cari kesalahan sekecil apapun pada juniornya untuk mengekspresikan hukuman yang mereka inginkan. Gak terlalu berat sih, Jabrix Cuma disuruh menghitung jumlah semua pintu yang ada di kampus ini, atas perintah dari korlap MOS waktu itu yang bernama Mas ILANX. Selengkapnya tentang U’Camp bisa dibaca di artikel berikut,……

U'Camp, Pembuka Pintu Musik Rock Bandung Di Tahun 1993

Untuk penggemar musik rock di Bandung pada era 90an awal, selain mengenal Rudal dan Sahara tentu juga menegnal U’Camp. Band yang bermarkas di Jalan Anggrek No. 11 Bandung dan berdiri tahun 1989 silam ini pernah mengharumkan nama Bandung yang kala itu corak musik hard rock dan heavy metal sangat didominasi oleh Surabaya dan Jakarta. Adapun kata U’Camp sendiri berasal dari kata you dan camp yang berarti tempat kamu mangkal. Pada awal mereka berdiri, mereka beranggotakan Rudy Karamoy (vokal), Azram Azib atau yang akrab dipanggil Iram (gitar), Erry Husen (bass) dan Zoelfikar (drum). Saat mereka muncul di panggung-panggung musik di Bandung, mereka kerap sekali membawakan lagunya White Lion dan Bon Jovi dikarenakan karakter vokal Rudy sangat sesuai membawakan lagu tersebut.

Tahun 1991, Noviar Rachmansyah yang akrab dipanggil Ovy pulang ke Indonesia dan masuk menjadi personil U’Camp setelah menyelesaikan pendidikan gitar klasik di Inggris selama 4 tahun dan Amerika selama 2 tahun. Masuknya Ovy sebagai gitaris U’Camp sebetulnya menggantikan posisinya Darwin dan juga membuat U’Camp tampil dengan double guitar. Formasi komplit ini kemudian mulai mengaransemen lagu untuk membuat sebuah album dengan porsi terbesar dalam menciptakan lagu dilakukan oleh I

Agustus 1992, mereka mulai menemukan titik terang dimana Ian Antono sebagai gitaris Gong 2000 dari Bengkel Musik Gong bersedia menjadi produser untuk menangani debut albumnya U’Camp. Seiring berjalannya proses rekaman ternyata timbul sedikit masalah dalam band, Zoelfikar yang saat itu berperan sebagai drummer mulai turun semangatnya. Untuk menaikan mood dalam proses rekaman keempat personil lain membelikannya seperangkat drum baru untuk mempercepat proses. Namun semangat Zoelfikar untuk menyelesaikan proses rekaman tidak kunjung tiba. Ian Antono yang saat itu berperan sebagai produser akhirnya turun tangan dan menyarankan untuk mencari drummer pengganti Zoelfikar.

Januari 1993, U’Camp akhirnya menemukan drummer baru yaitu Agus Teguh Prakosa Andarusman atau Sandy untuk menggantikan posisinya Zoelfikar. Sekedar informasi, Sandy sebelumnya pernah privat drum ke Gilang Ramadhan (Krakatau) dan pernah mengikuti workshop di Indra Lesmana. Hasil rekaman yang baru setengah jadi saat masih bersama Zoelfikar terpaksa harus diulang dari awal baik dari karakter musik dan aransemen. Ternyata dengan masuknya Sandy dalam band, U’Camp semakin solid dalam menyelesaikan rekaman dan akhirnya April 1993 proses rekaman selesai. Sebelum album yang mereka buat dilepas ke industri musik Indonesia, U’Camp memberikan uncluster-ucampsejumlah promo ke sebuah stasiun radio di Bandung yaitu GMR Rock Station 104,4 FM yang saat itu dinilai pantas untuk memutar lagunya U’Camp “Bukalah Hatimu" dan "Anak Metal”. Saat diputar di GMR, ternyata respon dari pendengar sangat bagus dan U’Camp pun berhasil masuk tangga lagu Gugus Bintang dan Dasa Rock Indonesia. Rekaman dan produksi yang menelan biaya Rp. 70 juta dari orang tuanya Ovy yaitu Ibu Soffie Sopandi ini memuat 10 lagu dan diberi titel Bayangan yang dirilis oleh Metrotama Records pada bulan Juni 1993. Dalam album tersebut U’Camp berhasil memadukan rock, ballad, rock n’ roll, hard rock dan heavy metal. Walaupun “Bukalah Hatimu" dan "Anak Metal” adalah lagu yang diandalkan, namun produser memilih 'Bayangan' sebagai lagu yang diandalkan untuk promo klip di TV. Berkat seringnya lagu 'Bayangan' yang bernuansa ballad ditayangkan di stasiun televisi dan diputar di stasiun radio serta variatifnya konsep yang ditawarkan, album ini menjadi sangat diminati oleh penggemar rock se-Indonesia karena dianggap membawa angin segar terhadap perkembangan musik Indonesia. Hasilnya, album ini berhasil terjual 300 ribu kopi. Selain melakukan promo lewat radio U’Camp pun melakukan promo tur diberbagai kota di Indonesia dan disambut sangat antusias. Berkat kesuksesan U’Camp, akhirnya beberapa produser di Jakarta tertarik untuk memproduseri musisi dari Bandung seperti Loch Ness, Sahara, RJS, Feel Beat, Budi Abuy dan Bad Apples yang dianggap sangat potensial untuk pasar musik Indonesia. Setelah meraih sukses yang sangat dahsyat untuk album Bayangan.

Desember 1993 U’Camp kembali masuk dapur rekaman untuk menggarap album kedua. Dalam album kedua, konsep musik yang dibuat sedikit agak menurunkan tempo dibandingkan album pertama tetapi semua personil hampir rata kebagian membuat lagu dan U’Camp pun berhasil memproduseri sendiri album tersebut tidak seperti dalam album pertama yang diproduseri oleh Ian Antono. April 1994 di bawah label Wilhan Records dengan distributor Metrotama Records, U’Camp merilis album kedua yang bertitel VOL.2 dengan lagu andalan 'Senyummu' yang diciptakan oleh sang vokalis Ruddy Karamoy. Album yang banyak memuat lagu bertempo slow, ballad dan medium ini masih diminati oleh publik rock Indonesia walaupun tidak sedahsyat album Bayangan. Masih dalam tahun yang sama tepatnya Agustus 1994, U’Camp merilis sebuah single bertitel 'Aku Cinta' dalam bentuk kompilasi bersama Pungky Andomedha, Ekki Lamoh, Kamikaze dan Red Spider dibawah label Harpa Records. Dua personil U’Camp yang berperan sebagai gitaris yaitu Iram dan Ovy, April 1995 merilis sebuah single “Sunyi” di bawah label Metrotama Records. Untuk membuktikan bahwa U’Camp bisa menjaga eksistensi di blantika musik Indonesia.

Agustus 1995 mereka merilis album ketiga Masih Ada dengan label Wilhan Records melalui Metrotama II sebagai distributor. Dalam album ini konsep yang dibawakan cenderung memainkan tempo heavy metal walaupun ada dua lagu yang bernuansa ballad, “Dimana" dan "Aku Masih”. Entah karena musik rock saat itu sedang didominasi oleh grunge dan alternative, kehadiran U’Camp saat itu seolah kurang diminati publik rock saat itu. uncluster-ucampSementara untuk mencari angin segar diluar U’Camp, Ruddy sang vokalis merilis solo album yang bertitel Ingat Kamu. Dua tahun setelah merilis album ketiga tepatnya tahun 1997, U’Camp merilis sebuah single “Kuingin” dalam bentuk kompilasi lagu-lagu terbaik U’Camp. Akibat krisis moneter dan berubahnya industri musik di Indonesia awal 1998, Noviar Rachmansyah atau Ovy mengundurkan diri dari U’Camp. Ovy ditahun 2001 pernah bergabung dengan Sahara dan akhirnya Agustus 2002 sampai sekarang merupakan personil tetapnya /rif. Di tengah krisis moneter yang menimpa Indonesia tahun 1998.

Februari 1998 U’Camp kembali eksis lewat album keempat Melangkah di bawah label Blackboard. Personil yang bertahan yaitu Ruddy (vokal), Iram (gitar), Erry (bass), Sandy (drum), mengandalkan single yang sama dengan album yang sama “Melangkah”. Album tersebut sedikit mengobati rasa rindu U’Camp terhadap penggemar musik rock Indonesia dan terjual lumayan lebih besar dibanding album ketiga Masih Ada. Setelah berempat bertahan agak lama dalam formasi tersebut, tahun 2000 Erry mengundurkan diri dari U’Camp begitupun Sandy lebih memilih bergabung dengan Pas Band menggantikan Richard Mutter. 10 tahun dalam masa kevakuman, 2008 lalu mereka merilis album kelima yang bertitel Apa Kabar melalui Nataswara Records dengan single andalan “Aku Bukan Mainan”. Lewat album tersebut, U’Camp tampil dengan personil baru yaitu Dhino (vokal), Iram (gitar), Dimmy (gitar), Ozy (bass) dan Arie (drum). Album kelima mereka sepertinya kurang terdengar gaungnya dikarenakan industri musik di Indonesia saat ini sangat didominasi oleh band pop mellow. Untuk penggemar berat musik rock diawal 90an khususnya U’Camp, tahun 2010 ini mereka kembali mengadakan reuni dengan formasi Ruddy (vokal), Iram (gitar), Ovy (gitar), Erry (bass) dan Sandy (drum). Dengan formasi reuni ini mereka sudah beberapa kali tampil di stasiun TV dengan membawakan lagu-lagu lawas mereka. Hadirnya U’Camp dalam formasi reuni ini diharapkan dapat mengeksiskan kembali rock Indonesia yang akibat derasnya band-band pop yang merajai industri rekaman Indonesia saat ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar